Friday, 28 April 2017

Berubah Untuk Mimpi

Berubah Untuk Mimpi (belum selesai)

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuhu

Apa kabar saudara-saudariku? Masihkah berselimut sedang ayam sudah berkokok dan matahari menghangatkan bumi? Setelah semalam merajut mimpi-mimpi yang indah, kini saatnya untuk mewujudkan mimpi-mimpi itu.

Saudaraku, perihal menjadi seorang anak dari orang tua kita adalah kenikmatan yang Allah SWT berikan untuk kita jaga. Menjaga dengan menjadi anak yang patuh dan berbakti sehingga tak melukai hati yang selama ini memberikan kasih dan sayangnya. Hati yang menguatkan ketika kita lemah untuk bangkit dan mencapai mimpi-mimpi kita.

Mimpi itu tak akan pernah terwujud jika kita tidak mau berubah. Setiap hari harus ada hal yang lebih baik dari hari kemarin. Sehingga kita tidak akan menghancurkan diri sendiri dan dunia. Karena kita adalah pemimpin bagi masa depan. Generasi muda yang akan membuat mimpi-mimpi menjadi kenyataan. Kita akan menentukan seperti apa keadaan dunia di masa yang akan datang. Kita harus memiliki prinsip, tingkah laku, kecerdasan, pengetahuan, gaya dan segala sesuatu sebagai pemilik masa depan.

Seorang penulis asal Amerika Serikat, Jim Rohn, pernah berkata “Waktu lebih berharga daripada uang. Anda bisa meraih uang lebih, tetapi Anda tidak bisa meraih tambahan waktu.” Karenanya waktu sangat berharga. Setiap menit yang biasa kita gunakan untuk bermain bisa kita alihkan untuk hal lain yang menguntungkan kita di masa depan. Selagi masih memiliki waktu kita tidak bisa terus-menerus berteman dengan kata malas dan mengucilkan kerja keras. Waktu terus berjalan tak peduli apapun yang sedang kita lakukan. Maka sebelum waktu kita habis, setidaknya satu mimpi kita sudah tercapai. Namun jika Allah SWT berkata yang sebaliknya dan memberi kita waktu lebih banyak, maka tidak ada kata tidak mungkin untuk memiliki mimpi-mimpi yang lain.


written by Team Rohis Smaba
Baca selengkapnya

Friday, 21 April 2017

'Aisyah bin Abu Bakar

'Aisyah bin Abu Bakar

Assalamu’alaikum Warohmatullahiwabarokatuhu.

Sebuah bunga di taman surga yang suci dan disucikan. Bunga yang mengisi alam raya ini dengan curahan ilmu, pemahaman, kezuhudan, dan kewara’an, untuk membaca lembaran kisah hidupnya.

Dia adalah wanita yang suci dan disucikan, karena Allah mengumumkan kesuciannya dari tujuh lapis langit. Dia adalah wanita yang bertakwa, bersih, ahli wara’ dan ahli zuhud. Dia adalah ‘Aisyah binti Abu Bakar, semoga Allah meridhainya.

Ada banyak cahaya kemuliaan yang mengelilingi tokoh kita kali ini. Suaminya adalah manusia paling agung sepanjang zaman, Muhammad bin Abdullah saw. Ayahnya adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq ra., manusia yang paling utama setelah nabi dan rasul. Dia adalah orang kedua dari dua orang yang paling dicintai oleh Rasulullah saw. Ibunya adalah seorang sahabat wanita terkemuka, Ummu Rukman binti ‘Amir adalah sosok sahabat wanita yang banyak menorehkan jasanya kepada Islam. Saudara perempuannya, Asma’ binti Abu Bakar yang terkenal dengan sebutannya Dzaatun Nithaaqain (pemilik dua selendang). Suami saudara perempuannya tersebut dikenal dengan Hawaari Rasulullah saw. (pembela setia Rasulullah saw.), yakni Zubair bin Awwam, sepupu Rasulullah saw. dan salah satu dari sepuluh orang yang dijamin masuk surga serta orang pertama yang menghunus pedang di jalan Allah.

Kakeknya dari pihak ayah adalah Abu Quhafah yang turut masuk Islam dan menjadi sahabat Rasulullah saw. Neneknya dari pihak ayah adalah Ummul Khair Salma binti Shakhr yang juga masuk islam dan menjadi sahabat wanita Rasulullah saw. Tiga orang bibinya dari pihak ayah tergolong sahabat , yaitu Ummu ‘Amir, Quraibah, dan Ummu Farwah semuanya adalah putri Abu Quhafah.

Saudara kandung lelakinya adalah Abdurrahman bin Abu Bakar.  Terkenal seorang lelaki yang pemberani dan ahli memanah yang tersohor. Itulah silsilah keluarga yang penuh berkah. ‘Aisyah menjadi bunga yang sangat indah di tengah-tengah manusia.

Ditulis oleh team rohis smaba
Baca selengkapnya

Friday, 14 April 2017

Berharap Hujan Berhenti adalah Sebuah Kesombongan

Berharap Hujan Berhenti adalah Sebuah Kesombongan


SERINGKALI kita menemukan ungkapan menyesalkan turunnya hujan. Di media sosial terutama, selalu saja kita temukan status yang mengharapkan hujan segara berhenti. Bahkan kadang mengeluh dengan datangnya hujan.

Bukan sekadar mengeluh turunnya hujan, mereka juga biasanya menambahkan dengan alasan. Dari alasan yang cukup logis, hingga alasan yang terbilang tidak masuk akal. Yang disesalkan adalah ketika seseorang mengharapkan hujan berhenti karena ingin berbuat kemaksiatan. Pernahkah Anda menemukan sebuah ungkapan, “semoga hujan cepat berhenti, mau malam mingguan,”? Astagfirullah.

Mengapa mengharap hujan berhenti? Sedangkan hujan adalah sebuah keberkahan.  Allah Ta’ala berfirman:


وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُّبَارَكاً فَأَنبَتْنَا بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ
“Dan Kami turunkan dari langit air yang penuh keberkahan lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam.” (QS. Qaaf [50] : 9)

Hujan diturunkan di muka bumi bukanlah untuk diri kita sendiri. Jika hujan dirasakan mengganggu untuk kita, belum tentu bagi orang lain. Bagaimana dengan nasib para petani yang dengan hujannya bisa menumbuhkan padi dan bermacam-macam sayuran? Jika kita mengharap hujan berhenti, itu tandanya kita tengah berbuat egois terhadap orang lain. Dengan tidak sadar berharap hal yang tidak baik bagi orang lain. Dan pada akhirnya kita sendirilah yang merasakan dampaknya. Apa kita tidak akan kebingungan jika beras susah kita temui akibat petani gagal panen karena hujan tak kunjung turun?

Saya terpikir sebuah pepatah yang maenyebutkan, “Manusia itu sering berdoa agar urusannya dilancarkan, tapi lupa untuk meminta agar dirinya dikuatkan.”

Hujan memang mampu menghambat kita, apalagi ketika kita tengah di perjalanan. Akan tetapi itu bukanlah alasan kita untuk mengeluh. Mintalah kepada Allah SWT agar kita di kuatkan menghadapinya. Setidaknya bertawakal kepadanya, bahwa hujan yang turun adalah rizki yang Allah SWT berikan. Bersasabar dan berharap diberikan kebaikan daripadanya.

“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” []
Baca selengkapnya

Friday, 7 April 2017

5 Tips Agar Perempuan Haid Imannya Tidak Menurun

5 Tips Agar Perempuan Haid Imannya Tidak Menurun

KECENDERUNGAN perempuan, ketika datang bulan biasanya kondisi iman akan menurun. Sudahlah hormon PMS membuat sensitif dan gampang tersinggung, tidak shalat selama berhari-hari, beberapa perempuan haid juga tidak tilawah Al-Quran, oleh karena itu wajar saja bila keimanannya mudah sekali turun.



Bagaimana menyiasati agar keimanan tetap stabil? Berikut ini 5 tips bagi perempuan haid agar keimanan tetap terjaga.


1.Perbanyak dzikir

List beberapa dzikir yang perlu dibaca sepanjang hari, mulai dari dzikir al ma’tsurat di pagi dan sore hari, dzikir sebelum tidur, dan dzikir lainnya yang bagus untuk membentengi diri dari gangguan syetan dan kelalaian.

2. Mengikuti kajian keislaman

Tidak hanya secara offline, tapi bisa juga mengikuti kajian keislaman secara online melalui video-video yang saat ini bisa kita peroleh di berbagai platform.

3. Muroja’ah hafalan qur’an

Sudah hafal berapa juz? Silakan muroja’ah hafalan setiap harinya untuk memastikan hati kita senantiasa bersentuhan dengan ayat-ayat qur’an yang menenteramkan dan menyehatkan jiwa.

4. Jauhi musik/ film

Musik dan film sangat mungkin membuat kita lalai, kalaupun ingin menikmatinya, batasi durasinya, jangan sampai seharian menonton film mentang-mentang sedang datang bulan.

5. Baca buku positif

Perempuan haid secara hormonal labil, oleh sebab itu perlu mendapat asupan positif baik dari buku bacaan maupun dari artikel-artikel online yang bisa banyak diperoleh di website islami. []

Sumber: Muslimafiyah
Baca selengkapnya